Di Medan Karaoke Dengan Uang 500 ribu Sampe 1 juta di Temani Penari Telanjang

perusahaan poker online indonesia



Investigasi kami bersama kolega masih berlanjut ke Karaoke Jet Plane di Medan Fair Plaza. “Malam Minggu ini kita ketemu di KTV Jet Plane. Nanti saya kabari selanjutnya”. Begitu kata kolega kepada kami melalui ponsel salah satu tim kami. Tanpa pikir panjang, kami langsung oke-kan ajakan dari kolega baik saya.

Sabtu sorenya, kami masih resah menanti ajakan kolega tadi. Pasalnya, kami terima kabar dari kolega masih di Sabtu siangnya. Kami resah menanti kepastian jam bertemu dengan kolega. Walau jam bertemu belum dipastikan, tapi saat matahari mau terbenam, kami sudah bersiap-siap.

Rencananya, malam di Jet Plane nanti kami harus berdandan rapi dan modis. Sebenarnya sih ini kemauan dari kolega agar kami berdandan rapi. Alasan kolega, karena malam nanti ada party kecil-kecilan yang akan dirayakan di KTV Jet Plane. Mungkin party ulang tahun temannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.10 Wib. Kabar dari kolega belum juga kami terima. Sedangkan kami semuanya sudah selesai berdadan rapi dan bersiap pergi. Syukurlah, akhirnya kolega mengirim kabar lagi. “Jam delapan kita ketemu di Jet Plane”. Begitu kabar yang kami terima.
Kami pun langsung bergegas berangkat menuju Jet Plane. Kami datang lebih awal, sebelum pukul delapan malam. Sambil menunggu instruksi kolega selanjutnya, kami nongkrong di salah satu kafe di Plaza Medan Fair.

Hampir satu jam kami duduk menunggu kabar dari kolega. Janjian ketemu jam delapan malam sudah lewat. Kolega baru memberi instruksi bertemu saat pukul sembilan malam. Kolega ternyata sudah berada di salah satu ruangan KTV di Jet Plane dan menyuruh kami.

Di dalam KTV ternyata tidak hanya kolega yang hadir, tapi ramai pria yang jumlahnya hampir sepuluh orang. Mereka teman bisnis kolega. Tapi tak satupun ada wanita di dalamnya. Kami lalu masuk dan duduk berada di samping kolega.

“Apa kabar bang? Terimakasih sudah mengundang saya datang,” kata kami kepada kolega sambil menjabat tangannya. Kolegapun mengangguk tersenyum sambil menawarkan kami minuman mineral dan potongan buah segar yang tertata rapi di wadah satu piring, tergeletak di atas meja.

Dengan penasaran saya menunggu situasi party kecil-kecilan, seperti yang dikatakan kolega. “Teman-teman saya lagi minta ditemani wanita. Mereka lagi order (pesan) wanita sama ‘mami’ dari managemen di Jet Plane ini. Di sini mami ada dua orang. Salah seorangnya, ya yang kita ketemu sebelumnya di Jet Palane waktu minta pil ekstasi,” kata kolega menerangkan.

Tak berselang lama, sang mami yang pernah bertemu dengan kami sebelumnya memboyong para wanita pesanan dari kolega Cs. Para wanita pesanan tadi ternyata masih terlihat belia. Mereka berpakaian seksi sekali, dengan balutan rok mini dan baju yang juga seksi. Aroma lembut parfum mereka tercium hingga ke hidung saya. Meski belia, mereka nampaknya sangat profesional dengan pekerjaan.

Praktis, para pria teman kolega saya tadi langsung memilih pasangan wanita mereka masing-masing, tapi tanpa berebut. Sedangkan kolega, memilih untuk single tanpa pasangan. “Aku gak mau pakai wanita, single lebih enak kok,” bisik kolega kepada kami sambil tertawa kecil.

Menurut kolega, wanita pesanan itu dibayar Rp500 ribu per orang. Namun, mereka bekerja secara profesional alias tidak bisa diajak making love (maaf, berhubungan intim) di dalam KTV. Tugas mereka hanya menemani para pria bernyanyi atau pria yang lagi dugem. Batasnya, mereka hanya bisa dipeluk dan dicium. “Kalau mau ML, ya tarifnya beda lagi,” kata kolega menjelaskan.

Benar saja, wanita-wanita pesanan tadi bernyanyi karaoke untuk menghibur pria yang membayarnya. Mereka menyanyikan selera lagu dari sang pria teman kencan mereka. Jelas saja mereka hafal dan menguasai setiap lagu. Tentu saja, wanita-wanita itu saling bergaut mesra dengan teman-teman kolega.

Malam itu, suasanya benar-benar sebuah suasana party kecil. Semuanya bergembira bernyanyi sambil menenggak minuman alkohol yang banyak dipesan. Sesekali terdengar suara rengekan manja di antara wanita-wanita itu, maupun tertawa lepas dari para prianya. Sedangkan kami, hanya senyam senyum dan sedikit sok akrab bergabung bersama mereka.

Ya, tak hanya narkoba, tapi protistusi terselubung juga ada di Jet Plane. Apalagi, wanita yang menemani karaoke atau istilahnya nge-job, juga bisa diajak untuk ML, meski Jet Plane tak ada menyediakan kamar ‘eksekusi’ penyalur hasrat biologis. Penyalurannya bisa dilakukan di dalam toilet. “Wanita panggilan ini bisa kok diajak ML di dalam toilet. Tapi harganya beda lagi,” kata kolega.

Menurut kolega, managemen Jet Plane bisa menyediakan wanita penari telanj*ng (striptease). Namun, para penarinya bukan disediakan dari dalam managemen, tapi berasal dari luar yang siap dipanggil bila ada permintaan tamu. “Dua mami di Jet Plane lah yang mengkoordinir bila ada tamu yang pesan penari striptease,” kata kolega. “Kalau penari striptease dibayar Rp1 juta per penari, tergantung tamu mau minta berapa penari. Saya dan kawan-kawan sudah ada dua kali memanggil penari telanj*ng melalui mami di Jet Plane. Kalian mau saya panggilkan penari telanj*ng? Tapi tak usah dulu lah, nanti saja kita buktikan,” kata kolega kepada kami.

Masih kata kolega, penari striptease berani telanj*ng dalam melakukan aksi tariannya. Namun, saat menari telanj*ng, mereka tidak boleh disentuh apalagi disentuh tubuhnya karena profesinya hanya menyajikan tarian telanj*ng. “Jadi, kalau ada tarian telanj*ng di dalam KTV, pasti pintu KTV-nya dikunci, lalu dijaga dari jarak jauh sama managemen Jet Plane. Para penari telanj*ng itu memang kerjaannya menerima orderan dari tempat-tempat hiburan malam di Medan,” bilang kolega.

Malam kian larut. Teman-teman kolega asyik dengan wanita panggilan masing-masing. Para wanita panggilan yang masih belia itu tahu persis bagaimana membuat para pria senang. Mereka merayu, mereka mencumbu, mereka memeluk, dan mereka bermanja-manja. Jika tamu senang, sudah pasti bisa jadi berlangganan sebagai teman kencan di KTV di hari-hari lainnya.

sumber